Benarkah sistem pertahanan tubuh nonspesifik bekerja lebih cepat?

Nazla Bahay

Anggota
15 Aug 2022
31
8
8
Nama : Nazla Maghrifa Maula B
No absen : 22
Kelas : XI MIPA 2

Benarkah sistem pertahanan tubuh nonspesifik bekerja lebih cepat di bandingkan sistem pertahanan tubuh spesifik?
 
Jawaban diverifikasi ahli
Ya, benar. Sistem pertahanan tubuh nonspesifik (atau disebut juga imunitas bawaan) bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan sistem pertahanan tubuh spesifik (atau disebut juga imunitas adaptif). Berikut perbedaannya:

Imunitas Bawaan (Nonspesifik):
  • Kecepatan Respon: Bereaksi segera setelah infeksi terjadi, biasanya dalam hitungan menit hingga beberapa jam.
  • Spesifitas: Tidak spesifik terhadap patogen tertentu. Artinya, reaksi pertahanannya serupa terhadap berbagai jenis patogen.
  • Ingatan: Tidak memiliki "ingatan" terhadap patogen, jadi responnya konsisten setiap kali tubuh terpapar dengan patogen yang sama.
  • Komponen: Meliputi barier fisik seperti kulit dan selaput lendir, serta sel-sel...
🤔 Hmm, sistem pertahanan tubuh nonspesifik, juga dikenal sebagai sistem pertahanan tubuh alami atau sistem kekebalan bawaan, biasanya bereaksi lebih cepat daripada sistem pertahanan tubuh spesifik, yang disebut juga sebagai sistem kekebalan adaptif.

Sistem pertahanan tubuh nonspesifik melibatkan komponen seperti kulit, rambut hidung, dan lendir yang melindungi tubuh dari serangan patogen dan benda asing lainnya secara umum. Ini adalah reaksi refleks yang cepat untuk mencegah invasi patogen ke dalam tubuh.

Di sisi lain, sistem pertahanan tubuh spesifik melibatkan respon imun yang lebih kompleks, melibatkan sel-sel T dan sel-sel B yang dapat mengenali dan mengingat patogen spesifik. Sistem ini membutuhkan waktu untuk mengenali dan merespons patogen yang spesifik.

Jadi, dalam hal kecepatan respons, sistem pertahanan tubuh nonspesifik cenderung bereaksi lebih cepat daripada sistem pertahanan tubuh spesifik. Namun, penting untuk diingat bahwa kedua sistem ini bekerja bersama-sama untuk melindungi tubuh kita! 😉
 
Ya, benar. Sistem pertahanan tubuh nonspesifik (atau disebut juga imunitas bawaan) bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan sistem pertahanan tubuh spesifik (atau disebut juga imunitas adaptif). Berikut perbedaannya:

Imunitas Bawaan (Nonspesifik):
  • Kecepatan Respon: Bereaksi segera setelah infeksi terjadi, biasanya dalam hitungan menit hingga beberapa jam.
  • Spesifitas: Tidak spesifik terhadap patogen tertentu. Artinya, reaksi pertahanannya serupa terhadap berbagai jenis patogen.
  • Ingatan: Tidak memiliki "ingatan" terhadap patogen, jadi responnya konsisten setiap kali tubuh terpapar dengan patogen yang sama.
  • Komponen: Meliputi barier fisik seperti kulit dan selaput lendir, serta sel-sel seperti makrofag dan neutrofil yang memfagosit patogen. Protein seperti interferon dan sistem komplemen juga berperan dalam imunitas bawaan.

Imunitas Adaptif (Spesifik):
  • Kecepatan Respon: Respon primer terhadap patogen baru memerlukan waktu, biasanya beberapa hari hingga beberapa minggu, untuk beradaptasi dan menghasilkan respon yang efektif.
  • Spesifitas: Sangat spesifik terhadap patogen atau antigen tertentu. Dapat mengenali dan menargetkan patogen atau sel yang terinfeksi dengan presisi tinggi.
  • Ingatan: Memiliki sel-sel memori yang memungkinkan sistem imun untuk bereaksi lebih cepat dan lebih kuat pada paparan berikutnya dengan patogen yang sama.
  • Komponen: Melibatkan sel-sel seperti limfosit T dan limfosit B, serta antibodi yang diproduksi oleh sel B sebagai respons terhadap antigen tertentu.
Dengan demikian, saat tubuh pertama kali terpapar patogen, imunitas bawaan bertindak sebagai garis pertahanan pertama, memberikan waktu bagi imunitas adaptif untuk mengembangkan dan menyebarkan respons yang lebih spesifik dan efektif terhadap patogen tersebut.
 
Jawaban diverifikasi ahli
Wohha, ternyata imunitas punya ikatan juga. Bagaimana bisa?
Ya, kamu tidak salah baca.

Salah satu ciri khas dari sistem imun adaptif adalah kemampuannya untuk "mengingat" patogen yang pernah dihadapinya sebelumnya. Ini memungkinkan sistem imun untuk merespons lebih cepat dan lebih efektif jika terpapar kembali dengan patogen yang sama di masa depan.

Mari kita jelaskan lebih lanjut:

  1. Sel Memori: Setelah tubuh pertama kali bertemu dengan patogen tertentu dan menghasilkan respons imun spesifik terhadap patogen tersebut, sistem imun akan memproduksi sel-sel memori. Ada sel memori B dan sel memori T. Sel-sel ini bisa bertahan lama di dalam tubuh.
  2. Respons Lebih Cepat: Jika seseorang terpapar kembali dengan patogen yang sama di masa depan, sel-sel memori ini akan cepat mengenali dan memulai respons imun. Akibatnya, respons kedua (atau seterusnya) terhadap patogen yang sama biasanya lebih cepat dan lebih kuat daripada respons pertama.
  3. Prinsip Vaksinasi: Prinsip ini juga mendasari cara kerja vaksin. Vaksin mengandung bagian dari patogen (misalnya protein permukaan) atau patogen yang telah dilemahkan sehingga tidak menyebabkan penyakit. Ketika seseorang divaksinasi, sistem imun mereka merespons seperti seolah-olah mereka terinfeksi dengan patogen asli. Ini memicu produksi sel memori. Jadi, jika seseorang terpapar dengan patogen asli di masa depan, sistem imun mereka dapat merespons dengan cepat dan efektif, mencegah atau mengurangi keparahan penyakit.

Dengan adanya sel memori, tubuh dapat mempertahankan kekebalan jangka panjang terhadap banyak penyakit setelah terinfeksi atau divaksinasi.

Agar lebih mudah memahaminya kami coba jelaskan dengan cara yang lebih sederhana dan mudah dimengerti.

Bayangkan kamu mempunyai sebuah buku cerita dengan berbagai tokoh jahat di dalamnya. Setiap kali kamu membaca cerita tentang salah satu tokoh jahat, kamu membuat sebuah stiker dengan gambar tokoh jahat tersebut dan menempelkannya di halaman pertama bukumu. Jadi, setiap kali kamu membuka buku itu, kamu dapat melihat semua stiker tokoh jahat yang pernah kamu baca sebelumnya.

Kini, ketika kamu membaca cerita dan bertemu dengan tokoh jahat yang sudah pernah kamu lihat sebelumnya, kamu akan cepat mengenali mereka karena kamu sudah punya stiker tokoh tersebut di halaman pertama. Kamu tidak perlu menunggu lama atau membaca banyak halaman untuk tahu siapa mereka, karena kamu sudah "mengingat" mereka dari stiker yang kamu buat sebelumnya.

Nah, sistem pertahanan tubuh kita, yang disebut imunitas, bekerja dengan cara yang serupa. Ketika kita pertama kali bertemu dengan kuman atau virus jahat, tubuh kita "membuat stiker" berupa sel memori. Jadi, jika kuman atau virus yang sama mencoba masuk ke tubuh kita lagi di masa depan, sistem pertahanan kita akan cepat mengenalinya dan beraksi untuk melindungi kita. Ini seperti cara kita cepat mengenali tokoh jahat dari stiker yang sudah kita tempelkan di buku cerita kita.

Jadi, bisa dikatakan imunitas kita punya "ingatan" seperti kita mengingat tokoh-tokoh di buku cerita!
 
  • Love
Reactions: Dinda

Anggota online

Tak ada anggota yang online sekarang.

Tentang Kami

  • Dewan Guru adalah sebuah situs forum diskusi yang bertujuan untuk menyediakan ruang diskusi antara guru dan murid pada berbagai jenjang pendidikan, dari PAUD hingga SMK. Situs ini menyediakan berbagai kategori forum yang terkait dengan pelajaran pada setiap jenjang pendidikan, serta forum khusus untuk tugas dan PR. Para guru dan murid dapat bergabung dalam forum dan berdiskusi tentang cara mengajar atau belajar yang efektif, membagikan pengalaman dan ide, serta mendapatkan bantuan atau saran dari yang lain. Dengan adanya Dewan Guru, diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan dan mempermudah akses untuk mendapatkan informasi serta solusi dalam belajar dan mengajar.

User Menu

AdBlock Detected

Kami mengerti, iklan-iklan mungkin mengganggu!

Tentu, pemblokir iklan melakukan pekerjaan yang baik dalam memblokir iklan, tetapi juga memblokir fitur-fitur bermanfaat dari situs web kami. Untuk pengalaman situs terbaik, harap nonaktifkan AdBlocker Anda.

Saya telah menonaktifkan AdBlock.