Platform TikTok telah mengalami pertumbuhan pengguna yang pesat di Indonesia. Banyak orang Indonesia yang aktif menggunakan TikTok. Namun, profil demografis pengguna yang didominasi oleh individu dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah (bodoh, kata Raymond Chin) perlu menjadi perhatian, mengingat hal ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan analisis kritis terhadap konten yang dikonsumsi.
Dampak pada Kecerdasan dan Perilaku Pengguna
Menurut Raymond Chin, penggunaan TikTok yang berlebihan dapat menurunkan kemampuan kognitif pengguna hingga 30 poin IQ, terutama saat berinteraksi dengan konten berkualitas rendah atau manipulatif. Struktur TikTok memungkinkan siapa saja untuk menjadi viral tanpa memperhatikan kualitas konten, berkontribusi pada penyebaran informasi yang tidak diverifikasi dan reaksi yang bermuatan emosi.
Kerentanan terhadap Manipulasi dan Propaganda
Struktur platform TikTok dianggap sebagai "mesin propaganda" yang mampu mempengaruhi opini publik karena kemudahan pengguna dalam membuat banyak akun dan mengkoordinasikan konten. Manipulasi emosional adalah aspek penting dari konten TikTok, di mana konten yang bertujuan untuk mengaduk emosi (seperti kemarahan atau kegembiraan) diprioritaskan daripada konten edukatif atau netral.
Bahaya Konten dan Akun yang Tidak Dimoderasi
Platform ini tidak memiliki verifikasi akun yang kuat, memungkinkan pengguna untuk membuat akun secara massal, yang dapat digunakan untuk memanipulasi bagian komentar dan mempopulerkan perspektif tertentu. Pembicara membandingkan sifat TikTok yang tidak dimoderasi dengan distribusi massal alat yang kuat tanpa pemeriksaan yang tepat, yang berpotensi disalahgunakan untuk mempengaruhi pemilihan atau kampanye politik.
Dampak Negatif pada Kesehatan Mental dan Kognitif
Paparan TikTok yang sering, terutama terhadap konten yang dangkal, telah dikaitkan dengan peningkatan tingkat kecemasan, stres, dan persepsi diri negatif di kalangan remaja. Pengguna didorong untuk selektif dan berhati-hati dengan konten yang mereka konsumsi untuk mengurangi potensi dampak kesehatan mental.
Peran TikTok dalam Perpecahan Sosial-Politik
Dengan memungkinkan konten yang polarisasi dan bermuatan emosi untuk menyebar dengan mudah, TikTok dapat memperdalam perpecahan sosial-politik. Pembicara memperingatkan kemampuan platform untuk mengubah persepsi masyarakat dan mempromosikan informasi yang salah, terutama dalam masa-masa sensitif politik seperti pemilihan.
Rekomendasi
Pengguna harus hati-hati dalam mengkurasi feed TikTok mereka untuk menghindari konten beracun dan sebaliknya fokus pada materi edukatif dan konstruktif. Raymond Chin mendorong penggunaan media sosial yang lebih sadar untuk menjaga kesehatan mental dan kognitif serta mengurangi kerentanan terhadap manipulasi online.
Sumber
Video ini menyajikan perspektif kritis tentang TikTok, menyoroti potensinya untuk mempengaruhi perilaku pengguna, kesehatan mental, dan kohesi sosial.